BERAPA kali Cheng Ho singgah di bumi nusantara? Tak cukup mudah menjawab pertanyaan itu. Dari referensi yang saya baca memang ada kesepakatan mengenai banyaknya ekspedisi sejumlah tujuh kali berikut rentang tahun masing-masing ekpedisinya. Namun, tak ada ketunggalan catatan mengenai rute yang ditempuh pada tiap-tiap permuhibahan.Ada yang mengasumsikan, bahwa rute pada permuhibahan perdana (lihat tulisan Bermula dari Nanjing), adalah rute rutin yang selalu disinggahi dalam pelayaran, baik ketika armada berangkat ke tujuan utama maupun ketika pulang kembali ke China.
Bahkan ketika permuhibahan Cheng Ho jauh sampai ke barat di Hormuz di Teluk Persia, Aden di Yaman, dan Mogadishu dan Mombasa di Kenya, berangkat atau pulangnya selalu mampir ke bumi nusantara. Berdasarkan asumsi tersebut, sudah pasti bumi nusantara (yang disepakati pada hampir seluruh catatan adalah Jawa dan Sumatra) disinggahi tujuh kali pada tujuh kota, yaitu Mojokerto, Surabaya, Tuban, Semarang, Palembang, Deli, dan Samudra.
Asumsi tersebut sejalan dengan tulisan Jean Johnson berjudul ''Should the Ming End the Treasure Ship Voyages?'' (1997) yang diterbitkan New York University. Dalam tulisannya, Johnson, menyebutkan bahwa pada setiap ekspedisinya, armada Cheng Ho selalu melewati dan berhenti di beberapa kota pelabuhan di Indonesia, tepatnya Jawa dan Sumatra. Itu bahkan dilakukan ketika Cheng Ho tak ikut pada ekspedisi kedua. Menurut Johnson, hanya pada ekspedisi keenam, Jawa tak disinggahi. Untuk lebih jelasnya, berikut diterakan lebih rinci mengenai rute perhentian armada permuhibahan Cheng Ho.
Muhibah perdana (1405-1407) dengan tujuan utama Kalikut di India, armada berhenti di Vietnam, Jawa (Mojokerto, Surabaya, Tuban, dan Semarang), Sumatra (Palembang, Deli, dan Samudra), Siam atau Thailand, Srilanka, dan Kalikut.Muhibah Kedua (1407-1409) dengan tujuan utama Kalikut berhenti di pelabuhan-pelabuhan yang sama dengan muhibah pertama. Muhibah ketiga (1409-1411) dengan tujuan utama Malaka, armada mengarungi laut dan singgah di Jawa, Sumatra, Thailand, dan Srilanka. Muhibah keempat (1413-1415) dengan tujuan utama Hormuz dan Teluk Persia berhenti di Jawa, Sumatra, Malaysia, Srilanka, India, dan Maladewa. Muhibah kelima (1417-1419) yang bertujuan mengembalikan 19 duta besar negara-negara yang berkunjung ke China, armada berhenti di Vietnam, Jawa, Sumatra, Malaka, Maladewa, Srilanka, Cochin dan Kalikut di India, Hormuz, terus dilanjutkan ke Aden di Yaman, hingga ke pantai timur Afrika seperti Mogadishu, Brawa, Malinda, dan berhenti di Mombasa Kenya. Muhibah keenam (1421-1422) dengan tujuan utama pantai timur Afrika, armada sempat berhenti di Sumatra khususnya Samudra di Aceh. Muhibah terakhir atau ketujuh (1431-1433) dengan tujuan utama Kalikut, armada berhenti di Vietnam, Jawa, Palembang, Malaka, Samudra, dan Srilanka. Namun, pada saat perhentian di Kalikut, disebut-sebut ada sebuah kapal yang terus berlayar hingga ke Afrika, dan bahkan ke Makkah.
Kalau dibandingkan dengan catatan yang terdapat pada inskripsi batu yang berdiri di Fujian, tercatat empat kali bumi nusantara dikunjungi. Yakni, Sanfoqi (Palembang Sumatra) pada permuhibahan perdana (1405-1407), Zhaowa (Jawa) pada pelayaran kedua (1409-1411), Sumendala (Samudra, Aceh) pada yang keempat (1413-1415), dan Zhaowa pada permuhibahan kelima (1417-1419).
g Saroni Asikin, dari berbagai sumber
* Dimuat dalam Suplemen Cheng Ho Suara Merdeka, Agustus 2005
13 Juli 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar